Mereka Mabok Aer Kobokan.

Gerimis malam itu sukses bikin hati gue tentram damai dan sentosa. Lagunya Jason Reeves-Photographs And Memories memenuhi ruangan kamar hingga ke sudut-sudutnya. Sambil ngemilin kaca spion, gue kaget bukan main. Pevita Pearce ternyata ada dirumah. Eh taunya gue lagi ngaca.

Dari kemaren hape gue bunyi (yaiyalah kan nggak di silent). Tapi kali ini lebih sering dari biasanya. Hal ini tidak lain tidak bukan adalah notif-notif dari sosmed yang mendadak rusuh setelah gue khilaf ngeposting foto-foto meme comic yang gue posting kemaren disini.

Hal ini mengakibatkan gue terkena wabah yang lumayan serius. Gue sampe bolak-balik toilet buat muntah. Muntahnya cara ngedapetin hati orang tua kamu gimana sih? *Dibakar masa*

Dan wabah berbahaya tersebut adalah... Wabah virus ebola. *Hening*

Enggak lah, Astagfirullah. Amit-amit jabang bayi!

Maksud gue, wabah ‘Sepikan’.

Awalnya gue nggak ngerti Sepik itu apa. Tapi setelah ditelusuri, ternyata sepik itu satu spesies sama gombalan. Kali ini nggak mesti nyantumin unsur-unsur ke-bapak-an dalam penggunaannya. Kayak “Bapak kamu dosen arsitek ya?” “Iya, kok tahu?” “LULUSIN GUE DONG KAMPRET.”.

Enggak. Jadi sepik itu bebas. Lu mau gombal seenak udel doraemon juga terserah. Tapi kasihan yang disepikin, muntah granat tiep detik. Dan entah kekhilafan jenis apa yang merasuki mereka sehingga terfikir untuk nyepikin gue. Gue, yang sinting ini.

Dia mabok. Mabok aer kobokan.

Pegulat mas, pegulat.

Yang ini mah bodo amat nggak disensor. Emang udah nggak waras dari sononya. Iya, senior arsitek yang pernah gue tulis aibnya di postingan ini.

Yasudahlah. Mau dibilang apa juga sok atuh. Selama nggak nyakitin perasaan yang rapuh ini. Uhuk. #Batuk #DikomixAja.

Terima kasih juga sudah mau ngatain gue narsis, gila, apalagi kesepian di postingan sebelum ini. IYA GUE DIKATAIN KESEPIAN. BELALANG TEMPUR!

Dah~