Kau menggeletakanku diatas sofa coklat kamarmu.
Ketukan
pintu dan suara bel yang sesekali berbunyi masih saja menggelisahkanmu yang
sedari tadi hanya mondar-mandir tanpa alasan. Kuku jari tangan pun
selalu menjadi korban ketika kau dihadapkan dengan situasi seperti ini.
Hey,
jika dia makhluk hidup, mungkin dia sudah berontak dan meneriakimu jutaan kali
karena membuatnya rapuh dan rapuh.
Di dentingan ke-sembilan, kau pun berhenti. Dengan satu
tarikan nafas yang cukup panjang, kau membukakan pintu untuk seseorang. Aku tak
dapat memastikan siapa dia. Badan kursi yang lebih besar dari tubuhku menghalangi pandanganku pada sosok yang
membuatmu berdiri di depan pintu untuk waktu yang cukup lama.
Lalu, setelah berbicara banyak hal dengan lelaki itu (yang
baru kuketahui setelah memastikan ekspresi wajahmu ketika memungutku kembali
dari sofa), kau akhirnya menghempaskan tubuhmu ke kasur biru muda kesukaanmu.
Untuk adegan selanjutnya, sudah bisa kupastikan kalau akan ada badai dari sudut
mata bulatmu itu.
Benar saja.
Belum sempat air mata kemarinmu kering di
badanku, hari ini pun aku kau jadikan pelampiasan dari semua
kesedihan-kesedihan yang menggerogoti hatimu. Jika saja aku bernyawa,
barangkali mereka---orang-orang yang membuatmu seperti ini, sudah kubuat wafat
dengan cara yang sama.
Membuat mereka sayang sedalam-dalamnya, lalu pergi seenaknya
tanpa perkara.
Pembunuhan paling halus yang pernah ada.
Kemudian kau berdiri. Menarik kepala kursi lalu menjatuhkan
tubuhmu diatasnya. Masih denganku yang kau peluk di sisi kirimu, beberapa
potongan kisah dari lembar foto yang kau pajang rapi di meja berhasil menyeruak
perlahan ke dalam ingatanmu, membuatmu terdiam lalu menjatuhkan sungai kecil
dari sudut mata. Lagi dan lagi.
Ketika itu kau terlihat sibuk mengutak-atik sesuatu di meja
kerjamu. Dia, lelaki bertubuh tinggi dan bermata coklat teduh, diam-diam sudah berada
di belakang punggungmu sambil membawakan sebuah kue tart stroberi lengkap
dengan lilin yang menyala cantik diatasnya. Kau yang melihatnya dari pantulan
bayangan di layar, langsung menoleh dan melontarkan senyum manis yang bahkan
mungkin lebih manis dari kue di hadapanmu.
Kecupan hangat mendarat di rambutmu dalam hitungan yang tak
kurang dari tiga detik. Bersamaan dengan ucapan bertambahnya usia, aku yang
masih berada di dalam sebuah kotak berukuran sedang telah resmi diberikan
kepadamu sebagai hadiah.
Dua bulan setelah kejutan kecil itu, hari-harimu dipenuhi
cerita-cerita menyenangkan yang kau bagi bersamaku ketika hendak tidur. Matamu
yang berbinar ketika menyebutkan namanya, usapan lembutmu padaku ketika sibuk
mengandaikan sesuatu yang berkaitan dengan perasaannya padamu, dan lagi-lagi
senyum itu, kecantikan paling mutlak yang selalu terpancar ketika bahagia
menyelimuti hatimu.
Lalu hari itu terjadi.
Berminggu-minggu sudah jatah tidurmu terkuras untuk membuat
suatu hal yang istimewa agar lelaki itu bahagia. Kau gunakan seluruh tenaga dan
materi untuk memaksimalkan apa yang kau perjuangkan.
Hingga di hari yang telah
kau tunggu-tunggu, tepat di ulang tahun lelaki itu, perempuan lain telah lebih
dulu menawarkan hati pada dia yang selalu menjadi alasan utamamu terjaga. Lelaki
yang kau bangga-banggakan tanpa ampun, telah berlutut di hadapan perempuan lain
sambil mengulurkan cincin permohonan untuk menikahinya.
Tetapi kau tak pergi. Kau ulurkan tangan dan memberi ucapan
padanya meski gemetar batinmu di hari itu. Hari dimana bukan senyum yang kau
bawa pulang, tapi tangis yang terus berulang. Bukan lagi cerita tentang jatuh
cinta, tapi hati yang porak-poranda.
Kini, lelaki itu sering
mendatangimu dengan cerita jatuh cintanya yang terus sama. Pada perempuan yang
dulu menggantikan peranmu membahagiakannya. Hingga detik terakhir sebelum dia
pulang, yang kau lakukan selalu seperti ini. Mengubur tangismu pada tubuhku.
Boneka coklat tua pemberian lelaki yang kerap kali kau minta dalam setiap doa.
Berhentilah.
Kau, pecinta diam-diam yang menjadikanku rekan pengecut
paling suram.
Nyess ishh bacanya.
BalasHapusDeva jago juga tulisan fiksi gini selain tulisan-tulisan konyol yang lain.
Aihh keren atulah si eneng mah. Udah jago MC, Nyanyik, Standup Comedy, Nulis Fiksi, Non Fiksi, jago gambar. Ampun kumplit lah..
Sukses terus atulah neng deva..
Aamiin. Hahaha. Makasih Bang Cup. \:D/
HapusAtuhlah, dipuji gini berasa menang lotre. :')
Aamiin. Akang juga ya^^
Tidak habis fikir ada lelaki seperti itu Dev... Imajinasi macam apa ini!!!
BalasHapusDi dunia nyata pasti ada, kok, Hab. :))
Hapusini yang bercerita boneka ya.
BalasHapusCinta diam-diam yang terpendam memungkinkan hati terluka dalam. Mau menyalahkan tapi cuma bisa diam sebab sejak awal tak terungkapkan. Akhirnya cuma bisa memasang senyum yang dipaksakan sebelum akhirnya air mata tumpah ruah saat sendirian. Pelik.
Iya, Ta. :)
HapusWah, kalo lo udah puitis gini nyerah deh gue. Hahaha.
Keren deh. Menyentuh banget!
BalasHapusNuhun, Teh. :*
Hapusuuuuwww.
BalasHapusNasib pecinta diam-diam.
Suka siiih tapi temen curhat doang. gimana dong. :(
*Pukpuk pake kasih sayang*
HapusDeeuuhhh, Neng. Cerita jatuh cinta diam-diamnya keren. Aku sampe baca dua kali. :')
BalasHapusBerhentilah. Entah, untuk apa. Wkwkwk.
Wah.. Terima kasih, cantik. :*
HapusBiasanya yang ampe baca dua kali gitu lagi ngalamin soalnya. Iya gak sih. :p
Berhenti ngarep, Riim.
Sadeeess Deva..
BalasHapusTulisannya bagus!
Sering2 aja nulis fiksi macem gini Dev.. :))
Aamiin. Hahaha. Makasih, Ta. \:D/
HapusOit, aku mau main ke blog kamu tapi lupa kalo udah hijrah. Alamatnya apaaaa?
Pencinta dalam diaaaam :')
BalasHapusSama kayak.....
Hapussedih,baper. dasar secret admirer.. hiks
BalasHapusIya, nih. Dasar :(
HapusSudut pandangnya si boneka ya :')
BalasHapusGila ya kamu Dev :) berkembang banget nulisnya :D bisa berkomedi, bisa bikin syahdu pembaca juga :) lanjut atuh mang :)
Iya betul, Feb. :)
HapusAamiin. Makasih yaaa. :D
Boom! The Deva, aku nyampe baca ini berkali-kali. Awalnya gitu, tengahnya gitu, endingnya gitu. ish. Sebel. -.- #lah
BalasHapusBentar, yang kecupan mendarat ituuu… cerita flashback bukan? Hehe aku bingung :(
Ahhh cukup, cukup! Aku baper. :’)
ada juga cowo yang kayak gitu
BalasHapusIya, Bat. :')
Hapusnice story kak Devaaa :D btw, itu gambarnya pas banget sama storynya
BalasHapusYa Allah, Aliando.
HapusAliando Sya-lam.
DEMI APA GUE DIKOMENIN ALIANDO KW SUPER.
HapusAliando Syalam teh saha, Neng? :'v
HapusEndingnya nggak terkira. Kereeen. Feelnya dapet, Dev :(
BalasHapusAku terenyuh bacanya.
Awalnya aku kira, si 'aku' dalam tulisan ini handphone. Heeheee. Ternyata boneka cokelat.
Kereeen Dev. :D
Alhamdulillah kalo kayak gitu, deh. Makasih sayaang :*
HapusHahaha bukan. :D
Rekan pengecut paling suram? Sadis...
BalasHapusInti tentang cinta diam2 ya dev... Keren juga, ni diksinya dapet banget. Cuman, kalo baca ini diiringi lagu baper, keknya makin dapet feelnya. :D
Nice dev...
Iya, A'. :))
HapusThank You..
Mencintai diam-diam itu emang enak banget. Seru aja. Gak perlu capek-capek berantem. hahahaha. tulisan bagus. menggetarkan sukma beneran ni
BalasHapus(( MENGGETARKAN SUKMA )) :'v
Hapusgue rasa paragraf yang ini "Tetapi kau tak pergi sampe porak-poranda" yang bikin fiksinya jadi lebih keren, berasa ngaca baca ginian dev -_-
BalasHapusCiee baper. :v
HapusBROKER AMAN TERPERCAYA
BalasHapusPENARIKAN PALING TERCEPAT
- Min Deposit 50K
- Bonus Deposit 10%** T&C Applied
- Bonus Referral 1% dari hasil profit tanpa turnover
Daftarkan diri Anda sekarang juga di www.hashtagoption.com