Gue punya banyak julukan dimana saja. Dari dulu suka adaaa
aja identitas baru yang mereka kasih. Entah apa yang orang-orang itu fikirkan
sehingga kerap kali menamai gue ini-itu.
Contohnya aja yang belum lama ini. Semenjak ada film GGS
(Ganteng Ganteng Sue, Gigolo Gigolo Sarap, Gila Gaul Sinting), gue jadi suka
dimirip-miripin sama aktornya.
Bukannya PD nih ya,
tapi emang bener terjadi. Entah mirip
karena matanya sama-sama dua tapi setiap kali ketemu temen-temen atau anak-anak
kompleks yang emang doyan main GGS-GGSan di depan rumah, gue selalu dibilang
mirip Prilly Latuconsina a.k.a Sissy itu.
ini Sissi.
ini Sissir.
Di kampus, yang sering manggil gue gitu tiep kali papasan adalah
Khairul, rekan arsitek seangkatan. Khairul-lah yang pertama kali mencetuskan
panggilan ‘Prilly’ tersebut. Waktu itu gue emang sempet iseng pasang foto
Prilly di blackberry messenger, dan ternyata oh ternyata menimbulkan banyak
konflik. Banyak yang langsung ngechat gue seraya berkata. “Loh kok lu mirip ya
sama Prilly?”, “Wah deva mirip Prilly”, “Woy cepetan dosen udah masuk!”. Oke
yang terakhir itu bbm si kampret.
Selain suka dikatain Prilly KW, belakangan ini gue juga suka
dijuluki si “Marsha”. Marsha itu anak kecil di film kartun Marsha And The Bear
yang tiep hari ditayangin di TV. Hal ini terjadi karena kata mereka gue
kelakuannya sama kayak Marsha. Jail, rame, rusuh, dan suka jungkir balik dari
lantai 5.
Dulu juga pas masa OSPEK di kampus gue dapet julukan “Dinda”.
Dari mana? Dari film 5cm. Jadi waktu itu di jurusan gue lagi mau HIMAJU
(Himpunan Mahasiswa Jurusan). Nah, di hima ini kita kayak di ospek ulang,
tentunya lebih serem karena ini udah diluar tanggung jawab dosen, atau lebih
tepatnya dibawah naungan senior langsung.
Waktu itu gue lagi mau jalan pulang seraya nunduk-nundukin
kepala supaya nggak diliet senior, namun apes emang nggak bisa dihindari. Salah
satu senior yang lagi nongkrong didepan kampus ngeliat gue dan memanggil ke
salah satu ruang studio di lantai 2. Gue udah mau pipis di celana. Seraya melafalkan
do’a-do’a penolak bala, gue masuk ke dalam ruangannya. Dan ternyata disitu
sudah ada beberapa sandraan juga (baca : temen-temen senasib). Gue duduk sambil
nundukin kepala. Salah seorang senior kemudian bertanya.
“Disini siapa yang dari luar Manado?”
“……” Karensa gugup semua nggak berani bicara.
“WOY GUE NANYA! DISINI SIAPA YANG DARI LUAR KOTA?”
“Saya, kak.” Aku temen gue, Prisil.
“Dari mana lo?”
“Bekasi, kak.”
“Oh.”
Suasana kembali hening. Sore itu juga lagi agak mendung,
menambah horror keadaan. Tiba-tiba seorang senior kembali membuka suara.
“Eh, lo yang pake baju merah. Lo bukannya dari luar juga?”
Hening beberapa saat. Gue masih diem nggak sadar kalo lagi
ditanyain.
“HOY!” teriak senior itu. Gerald menyenggol-nyenggol lengan
gue, memberi kode kalau gue yang lagi ditanyain.
“Eh. Iya? Saya kak?”
Semua hening. Beberapa teman menepuk jidat karena kelemotan
gue. Tiba-tiba senior yang tadi ngajak gue ke ruangan itu ngomong,
“Eh eh lo lagi sakit? Kok suaranya gitu?”
“Gitu gimana, kak?”
“Serak-serak gimana gitu.”
“emang udah kayak gini dari pas lahir kak.”
“Wuih. Asik juga ye. mulai sekarang tiep kali gue panggil
DINDA, lo nyaut kayak gini, ‘Iya bang zafran? Ada apa?’ dengan suara lo itu dan
harus dengan nada yang sama kayak si Pevita Pearce di adegan itu.”
“…..”
Hari itu, resmilah gue dijuluki ‘DINDA’ hingga detik ini.
Ya sudahlah, biarlah orang berkata apa dan menjuluki apa,
gue tetep gue, Deva yang nggak akan pernah berhenti menjunjung tinggi tanah
air! #Apasih.
Iya ya, agak mirip prilly :o, coba liat aliandonya mana haha :v
BalasHapusHahaha gatau deh mirip apa enggak. Kunaon si Aliando. :D
Hapushahha kocak,tapi kamu kok mirip seseorang yang selalu hadir dalam mimpiku ya...
BalasHapussalam kenal dan kunjungan balik heheh
Hahaha. :D
HapusSalam kenal juga ya mas Lukman. Siap~
Mirip dari bibirnya dev hehehe
BalasHapusWah gitu ya..
Hapushahahaha, mirip banget dek. mirip mirip banget -_-.
BalasHapuslupa mas mau ngomong mirip ma siapa dek (sambil tepuk jidat)
Yeeee -___-
Hapus