Beberapa saat yang lalu gue baru saja meletakkan pensil dan beranjak dari meja gambar, berjalan ke kasur
dan berbaring sebentar. Hingga ingatan-ingatan itu datang menghampiri. Gue memperhatikan
sekeliling, memang sudah banyak yang berubah.
Tidak terasa sekarang sudah Desember, padahal seperti baru
kemarin gue ke Jakarta untuk menuntaskan liburan dan menemani wisudaannya
nyokap di bulan September.
Banyak hal yang seolah mengajak gue kembali ke masa itu. Hiruk
pikuk Bandara Internasional Soekarno Hatta ketika gue baru saja tiba di
Jakarta, Suasana apartemen yang menyenangkan, Macetnya jalanan ketika kita pergi
ke sanak saudara di Tangerang, Haru dan bahagianya ketika menghadiri wisuda pendidikan
s3 nyokap, Hingga pertemuan pertama dengan Dwi Kresnoadi.
Hukum relatifitas memang berlaku pada waktu. Semua cerita
itu baru saja melintas dalam fikiran, dan Wuusshh! Seperti berlalu begitu saja
bak petir di langit, namun meninggalkan bekas di hati. Ada perasaan yang
meresahkan diri dan minta untuk diulang kembali.
Mungkin gue masih bisa melihat hiruk pikuk bandara Soekarno
Hatta, pergi ke rumah saudara di Tangerang, bahkan bernostalgia dan menikmati
suasana apartemen itu kembali. Tapi untuk mengulang wisudanya nyokap dan
membuat ‘Pertemuan pertama’ dengan Dwi Kresnoadi tidak mungkin terjadi.
Wisuda pendidikan terakhir nyokap sudah benar-benar selesai.
Dan pertemuan pertama itupun juga tidak
akan pernah menjadi ‘pertemuan pertama’ yang kedua, ketiga, dan seterusnya. Hanya
akan ada pertemuan-pertemuan kembali dan menunggu pertemuan terakhir, sebelum
ajal menghampiri. Ya, gue hanya ingin ajal-lah yang menjadi penyebab pertemuan
terakhir itu ada.
Entah akan ada kejutan-kejutan apa lagi didepan sana dari
garis takdir Tuhan, tapi gue selalu berharap yang terbaik untuk hidup ini dan
orang-orang disekitarnya. Kini setelah gue memposting dan menutup kembali
laptop, gue akan terus melanjutkan apa yang seharusnya gue kerjakan. Menyimpan
rapi-rapi kenangan-kenangan tadi, dan mencoba mewujudkan apa yang bisa
diwujudkan.
0 Comment:
Posting Komentar
Oit! Buru-buru amat. Sini ngasih komen dulu. Kali aja kita nyambung, gitu.