TALAK TIGA!

Belakangan ini film-film lokal emang lagi keren. Industri film di Indonesia mulai memanjakan para penikmat layar lebar dengan kualitas yang tak kalah bagus dengan film dari luar. Dalam beberapa minggu belakangan, gue menghabiskan hari libur di bioskop untuk brainstorming. Dan dari sekian film yang sedang tayang, gue memilih untuk me-review film Talak Tiga.

Udah bukan rahasia umum lagi kalau acting yang diperankan oleh Reza Rahardian, Vino G. Bastian, dan Laudya Cinthia Bella itu luar biasa. Scene pertama yang disajikan oleh film yang disutradarai oleh Ismail Basbeth ini bahkan sudah membuat penonton terpingkal. Ditambah lagi dengan dihadirkannya Dodit Stand Up Comedy sebagai orang yang berperan penting, menambah keriuhan dalam setiap adegan yang ditampilkan.

Gimana rasanya berkorban perasaan untuk orang yang kita cintai selama bertahun-tahun? Memendam semua yang sebenarnya harus kita utarain tetapi dihadapkan pada kenyataan yang mengharuskan rasa itu terkubur dalam-dalam.

But, this is not just about sacrifice.

Kekhilafan yang dialami Bagas (Vino G. Bastian) mengharuskan hubungan pernikahannya dengan Risa (Laudya Cinthia Bella) harus dibawa ke pengadilan. Emosi oleh kedua belah pihak menjadikan tali pernikahan itu rusak dengan sebuah kalimat yang dikeluarkan langsung oleh Bagas,

“SAYA UDAH YAKIN SEYAKIN-YAKINNYA AKAN MENJATUHKAN TALAK TIGA UNTUK ISTRI SAYA!”

Serunya penuh antusias di pengadilan.

Setelah mengalami masa-masa sulit ketika perceraian, contohnya membayar sewa rumah, keduanya mulai merasa bahwa mereka masih saling membutuhkan. Terlebih lagi, pekerjaan Bagas dan Risa sebagai Wedding Organizer menuntut untuk kerja sama diantara keduanya agar bisa meyakinkan ketua acara mereka dengan konsep pernikahan yang mereka tawarkan. Dana yang didapat jika konsep tersebut berhasil terealisasikan, tidak lain adalah untuk melunasi biaya rumah Bagas dan Risa.

Tetapi nggak berhenti disitu saja. Sang ketua acara enggan memberikan uang tersebut jika keduanya belum resmi rujuk. Hal ini juga dilakukan demi menghindari konflik yang bisa saja terjadi menjelang hari pernikahan para client. Oleh karena itu, diberikanlah syarat kepada Bagas dan Risa, yaitu harus punya status sebagai suami istri kembali.

Disinilah konflik berikutnya terjadi. Talak tiga yang sudah dikeluarkan Bagas untuk Risa ketika di pengadilan membuat keduanya tidak bisa seenaknya rujuk sesuai kemauan keduanya, harus melalui Muhalil. Muhalil disini berarti suami atau pasangan halal oleh si perempuan untuk menyetujui istrinya menikah lagi.

Simple-nya begini :

Risa harus menikah dengan orang lain dulu, baru bisa menikah lagi dengan Bagas.

Berbagai macam cara dilakukan untuk rujuk. Keduanya bahkan sempat mencari orang-orang terpercaya untuk mau menikahi Risa agar supaya Risa bisa balikan sama Bagas.

Di tengah-tengah konflik, Bimo (Reza Rahardian), selaku sahabat keduanya, dimintakan tolong untuk menikahi Risa karena dialah orang yang dekat dengan mereka berdua. Tidak hanya itu, Bimo juga sangat dekat dengan keluarga Risa karena mereka sahabat sejak kecil.

Tetapi, semakin lama semakin banyak kejanggalan yang ditemukan Risa pada sosok Bimo. Salah satunya adalah kertas ujian Risa yang isi jawabannya (Maaf Pak, kalau bapak udah tau jawabannya ngapain nanya?), ternyata ditukar Bimo dengan kertas ujiannya sendiri, sehingga Bimo-lah yang akhirnya tidak lulus.

Overall, sepanjang film kita juga akan di suguhkan dengan suasana kota Jogja, pemandangan-pemandangan yang keren, pun cerita yang emosional.

Untuk film yang satu ini, recommended banget, deh.

Ntaps!