Claudy menunggumu.
Ampas coklat hangat terbekas di atas bibirnya yang tipis dan
merah muda. Cangkir plastik digenggamnya dengan erat dan pasrah. Pandangannya
sendu, hanya tertuju pada satu titik di depannya. Entah batu yang tergeletak
basah, atau rumput taman yang terlihat seperti baru selesai mandi.
Untuk ke delapan puluh satu kalinya, dia hanya berdiri di
balkon dengan fikiran yang entah apa.
Kau-pria yang ditunggu-tunggu, selalu menemaninya kemana
saja. Membelikan semua yang diinginkan. Mengabulkan permintaan-permintaan yang
terkadang sengaja kalian berdua sembunyikan dariku. Mengecupnya sebelum tidur
dan pergi dan pulang dan semua kedatangan-kepergian yang kau ciptakan.
Aroma lembut vanilla
selalu memenuhi ruangan berukuran 5 x 5 dengan cat biru muda bermotif putih
setiap kali kau berada disini. Rambutnya sengaja kau biarkan beraroma itu
karena vanilla-lah favoritmu. Yang terjadi selanjutnya, tidak lain merupakan
obrolan yang selalu membuat wajahnya berbinar. Pujian akan namanya yang memang
berasal dari kata Cloud/awan, aksesoris
langit kesukaanmu.
Seringkali aku berdiri beberapa langkah dari pintu, atau di
jarak-yang-tak-mengundang-mata-kalian-untuk-bisa-melihatku. Mencuri-curi
kesempatan jika ada. Pelan-pelan, kulihat matanya sayup karena kehangatan
pelukanmu. Suara berat setengah berbisik kerap kali terdengar dari kamar. Mengiring
angannya untuk masuk ke dunia mimpi. Tatapan teduhmu padanya seolah menyiratkan
bahwa apapun akan kau lakukan agar tak ada sedih di wajah itu.
Hal ini, selalu menjadi pemandangan sederhana yang menciptakan
aura khas.
Meninggalkan candu untuk kuperhatikan.
Meninggalkan candu untuk kuperhatikan.
Tak jarang, aku menaruh iri meskipun dalam
ke-tidak-pantasan. Tak ada hak bagiku
melarang kalian berharmonis ria. Aneh malah. Claudy merupakan sosok perempuan
lain dalam kehidupanmu yang haram hukumnya untuk kucemburui.
***
Aku mengambil pena bertinta biru di atas meja kayu berwarna
coklat tua di ruang kerjamu. Perpaduan klasik dan minimalis membaluti ruangan
ini. Barisan buku tertata rapi layaknya pasukan pengetahuan di rak merangkap
tembok. Aku memuntahkan kegelisahanku melalui helaan nafas panjang yang
kulakukan, sesaat sebelum mencoreng angka lima belas dengan tinta biru itu di kalender
yang kini menjadi barang paling kubenci.
Pertengahan November yang beku sejak kepergianmu secara
mendadak.
Diluar hujan. Mungkin akan badai, persis seperti saat itu.
Kau tahu, hampir semua orang memuja suasana ini. Romantis kata mereka, namun
kejam anggapku. Kepergianmu melenyapkan kecintaanku pada rintik air yang turun
dari langit itu.
Hujan, mustahil berkompromi dengan kenangan.
***
Rambut dan jaketmu basah. Sepatumu tidak kau tanggalkan sehingga
meninggalkan bekas di lantai. Dengan tergesa-gesa kau kemasi barang-barang. Uap
dari teh panas yang kusediakan beberapa saat sebelumnya sudah berhenti melayang
dari mulut cangkir. Kecemasan menumpuk di raut wajahmu tanpa perlu kutanyakan
terlebih dahulu.
Lebih dari dua puluh orang terjebak dalam kapal yang sedang
dihantam badai ketika itu. Ombak yang tingginya berkali-kali lipat, tak
menyiutkan nyalimu untuk pergi mengevakuasi mereka. Untuk pertama dan (mungkin)
yang terakhir kalinya, jemarimu lekat tersemat di sela jari-jariku.
Kau memberiku tugas besar.
Menjaga perempuan itu.
Menjaga perempuan itu.
Sekoci putih pun memulai perjalanannya dari dek kapal. Semua
orang menganggapmu kehilangan akal sehat karena melayarkan benda tersebut di
tengah-tengah lautan yang ditertawakan badai. Bersama kedua anggotamu, sekoci
putih kau kemudikan menjauhi daratan.
***
Aku tak tahu lagi harus menggali alasan apa untuk membuatnya
yakin akan kepulanganmu. Dari semua yang masuk akal, hingga rentetan bualan
yang menurutku sangat jauh dari kata logis.
“Kapten sedang mencari pasukan untuk meramaikan ulang
tahunmu nanti.”
Kali ini dia enggan percaya. Mungkin jenuh dengan kalimat
yang itu-itu saja. Lama-kelamaan aku pun tak tega. Masa bodoh dengan kenyataan
bahwa aku hanyalah orang yang kau dan (almarhum) istrimu percayakan untuk
mengurus keluarga ini. Meskipun pada kenyataannya istrimu telah tiada, setidaknya
jangan biarkan anak ini menambah gelar piatu.
“Percayalah. Kapten sedang mencari pasukan untuk meramaikan
ulang tahunmu nanti.” Ulangku sambil menggenggam tangan mungilnya.
Claudy menggeleng. Kubangan air mata
yang-katamu-tak-akan-kau-biarkan-mengalir-dari-pipinya akhirnya tumpah dari
mata coklat perempuan ini.
Pulanglah..
Tolong..
Claudy menunggumu.
---
Tulisan ini terinspirasi dari film The Finest Hour yang barusan gue tonton dan salah satu video yang sukses bikin gue nangis. Harus nonton! Nih :
*meleleh*
BalasHapusApalagi pas tau gak sengaja keputer sinklod lo dibawah dev, sial. Pas lagi gerimis lagi.
Kayak baca aja lu :p
HapusSinklod apanya silikon? -___-
Baca dong, bagian endingnya, di kata "tolong" doang :))
HapusJauhnya dep, silikon tuh yang itu tersa lantai di bangunan tingkat. Anak arsitek tau nih pasti. :P
Si kambing :')
HapusIya, beton bertulang, Lank. Iya.
Gilaa, itu video keren amat. Bayangannya bisa bercerita, ampe bikin mata ini berkaca-kaca :')
BalasHapusItu cerita nya Cloudy, kasian bener... Ibu nya meninggal, trus bapak nya ilang. Malem ini bener2 baper ni jd nya -___-
Gilaa, itu video keren amat. Bayangannya bisa bercerita, ampe bikin mata ini berkaca-kaca :')
BalasHapusItu cerita nya Cloudy, kasian bener... Ibu nya meninggal, trus bapak nya ilang. Malem ini bener2 baper ni jd nya -___-
Iya, Kang. Hehehe.
HapusKamu hebat baca semua :')
claudy..
BalasHapusampun deh..
kamu sekalinya bikin cerita yang beginian bikin jleb!
Jadi si Aku itu pembantu atau apa, sih?
Hahaha. Hati masih sehat, Mif?
HapusMenurut dikau? :))
Hahaha. Hati masih sehat, Mif?
HapusMenurut dikau? :))
Deva lagi galau ni
BalasHapushujan hujan baca gini bawaanya baper
Bukan Deva, Ko. Ceritanya. Hehehe. :D
HapusKalau galau verita donk
Hapushaha
Sejak kapan deva galau, Ko? :p
HapusUhuk.
BalasHapusSaya sensitif kalo ada ujan-ujan nya gini.
Gak cuma mata. Hati juga ikutan basah, ya, Dib?
HapusDuh keren ih neng. Ngena, baca ini jadi ikutan baper. Laaaah :'D
BalasHapusAwas hatinya siaga 1, Neng~
Hapusefek awan nangis tersedu sedu
BalasHapussiapa saya?
Hapusterimakasih :)
:v
HapusBang Heru kenapaa?
HapusJangan hode dimari. Please :((
HapusMungkin dia menunggu untuk yg ke 1001 x nya yaaa di balkon
BalasHapusItu nunggu apa kisah nabi :((
HapusHahahaha ... menunggu sesuatu yg tak pasti
Hapuswaktu mungkin bisa menyembuhkan apapun, kecuali memulihkannya seperti sebelum Dia menjadi bagian terbesar dalam ingatan. taruhan nyawa memang sudah risiko seorang prajurit.
BalasHapus#savekapten
Absolutely right, Sir. :))
Hapusbagus dev, dari liat video nari aja bisa bikin yang se-sendu ini :'
BalasHapusliat juga deh, dev, video si James Arthur pas audisi di Britain got talent, kali aja bisa nginspirasi lu bikin cerita lagi :D
Semoga, Di.
HapusJames Arthur bukannya yang nyanyi Impossible? Gue suka denger lagu itu. Emang ada cerita lain ya?
gatau gue, taunya juga james arthur yang ngikut audisi di british got talet itu, dev
HapusIyaa. Gue juga tahunya dia yang nyanyi Impossible versi keren mampus. Entah itu pas audisi atau setelahnya. Yang jelas itu berkesan buat gue. Hahaha.
HapusTuh kan, untung nyasar dimari kaga maleman, kaga ramah buat yang baperan nih. :D
BalasHapusSalam kenal, sepertinya bisa duet nih kalo hobby cover lagu di SC :p
Btw, ini domengnya bidadari magang, salah gaul benerrr -_-
Bersyukurlah, hai anak muda~
HapusBoleh. Yuk A'.
Hahaha iya. Suka nongkrong di sepel kayangan.
"Aroma vanilla dalam ruangan selalu terasa". Saya pasti betah berlama lama disana menikmati hari. mencecap kopi dengan bahagia
BalasHapusKang, kayaknya kamu salah kapra, deh. Yang bau vanilla itu rambut Claudy. Maksud saya. :))
HapusManiiiiiiis kalimat-kalimatnya :') syukaaa dev :'
BalasHapusDan buat videonya :' aku udah nonton beberapa tahun lalu, tapi masih aja tetep bikin nangis itu video :'
Nuhun, Akang Febry. :D
HapusWah udah keduluan kamu, nih. Iyaaa. Ini juga tiep abis ngulang-ngulang baca tulisan diatas suka buka lagi videonya. Touchy :')
Huah Such a sad touching story!Ceritanya keren. Pertama kali baca aku kira cerita ini diambil dari sudut pandang ibu cloudy, tapi pas baca di bagian "Masa bodoh dengan kenyataan bahwa aku hanyalah orang yang kau dan (almarhum) istrimu percayakan untuk mengurus keluarga ini" aku jadi suprised karna ternyata dari awal cerita p.o.v nya adalah orang yang merawat Cloudy. Duh, kasian banget Cloudy, rindu sama ayahnya yang berlayar di tengah badai ombak yang kabar kepulangannya pun masih samar-samar. Hiks (?)
BalasHapusWah, itu videonya keren banget, bisa bercerita sedetail gitu dlm waktu yang lumayan singkat lewat bayangan, kreatif! Sampe bikin jurinya nangis. Ck :o
Wah, makasih banyak ya, Novi. You're a great reader bisa kuat baca sampe abis dan ngerti ceritanya. Suka, deh, sama pembaca yang menghargai tulisan kayak kamu gini.
HapusHehehehe. Iya, sengaja nyimpen status si orang pertama buat di bagian-bagian terakhir biar beda.
Attraction emang luar biasaaa :D
Lagi baper sendirian, ketemu tulisan dan video yang bikin baper. Ya Tuhan, kayaknya hari ini aku memang dijadwalkan buat menguras air mata.
BalasHapusTulisannya rapi banget, bacanya betah...
Hahahaha. Pake jadwalnya gitu, ya, Neng.
HapusMakasih, geulis :))
Bangsaaaattt! Kacamata gue basah. Bangsaaat Deva share video macam gini. Gue jadi meneteskan air mata. :')
BalasHapusAwalnya rada bingung sama ceritanya. Setelah nonton video, anjaas. Keren euy! :))
Sini elap dulu, Yog. Pake kanebo. Seorang Yoga, macaci~
HapusYosh. Makasih, mastah. \:D/
Huwaaaaaaaaaaaa kereeeenn, Dev, kereeeennn!!! :")
BalasHapusApanya, Neng? :(
HapusVideonya parah paahhh :'D bisa ya menghasilkan cerita yang wow gitu cuma dalam waktu singkat.
BalasHapus"Romantis kata mereka, namun kejam anggapku. Kepergianmu melenyapkan kecintaanku pada rintik air yang turun dari langit itu." Ahh baper ahh :''))))
Alhamdulillah, Nisaa. :))
HapusSini sini peluk dulu ({})
bagus :)
BalasHapusPaling males kalo udah capek nulis terus komennya begini. Baca kagak, numpang promo iya. Sedih w.
HapusSumpah, awalnya gue nggak ngerti sama tulisannya. Gue baca dua kali, masi juga nggak ngerti. Setelah nonton videonya, baru gue paham. Maafkeun otak gue yang setetes ini. Agak sulit untuk memahami fiksi-fiksi yang bagus dan hebat kayak gini. Hahaha.
BalasHapusEh, salam kenal (lagi) yak!
Jujurmu mengalihkan duniaku. Hahaha.
HapusMakasih, ya. Udah luangin waktu buat baca dan juga nontonin videonya. Great!
Yes, Sir! \:D/
Coba kalo audisi cari bakat di Indo juga bisa sekeren ini dan bikin nangis audience .. hmm cuma bisa berandai-andai ..
BalasHapusPertama baca nggak ngeh sama ceritanya ka dev, gue pikir pria yang ditunggu itu cowoknya atau pacarnya .. stelah liat video dan baca lagi, o gitu toh ..
Kasian Claudy.. :'(
Iya, yah. Etapi di Indonesia mulai berkembang, kok, yang sejenis pencarian bakat ini. At least they're try :D
HapusHehehe. Sengaja main sudut pandang, Zka.
Haruskan aku menangis untuk Claudy ataukah untuk kamu? Tolong kasih tau... hehehehehe kalo kata ustadz mansyur, mantep dah ceritanya, mantep bikin kubangan air mata :)
BalasHapusMenangislah pada waktu-waktu yang korbankan untuk mereka yang tak memperdulikanmu. :b
HapusYosh. Makasih, Aa. :))
Sorry Dev baru bisa mampir lagi nih dimari hoho. Eh udah gapake kakak lagi nih, apa pake aja? hehe.
BalasHapusAwalnya sih kurang begitu paham. Lambat laun udah mau sampai di bagian akhir cerita oh jadi gitu jalan ceritanya. Sepertinya kemarin baca kisah yang mirip semacam ini. Ditinggalin kekasih karena pergi berlayar/perang.
Awalnya juga ga tertarik liat videonya. Eh begitu baca komentar komentarnya jadi penasaran.
Scroll up lagi ke atas dan... OMG itu jurinya sampai nangis dan ngasih standing applause.
Videonya emang bikin baper baper gimana gitu deh.
Ceritanya ambil idenya dari video itu...that's pretty cool, Dev!
Teu nanaon, A. Bebaaass. Sesukamu~
HapusHehehe. Iya, nih. Belakangan emang kecanduan sama bacaan yang mengharu biru, jadinya tulisan-tulisan kayak gini suka mendadak brojol.
Errr... Tapi itu bukan kekasih, loh, ya. Kayaknya kudu baca lagi, deh, A. Kamu salah kapra. Hahaha.
Makasiiiih. \:D/
Tiasa sunda? hahaha
HapusGapapa dev. Ini inspiratif menurutku sih.
Iya itu Ayahnyaaa hahaha. Maksudku kemarin baca hal serupa tapi dalam konteks kekasih #ngeles :p
Sama sama loooh :D
Lah kan emang asli sana, Akang.
HapusAlhamdulillah kalo kayak gitu mah.
Ngeles aja Pokemon~
Eneng ternyata bisa nulis sebagus ini, keren amat. :0
BalasHapusBaru belajar, Teteh Mastah. :3
HapusKeren. Ada twist-nya. Aku nangkepnya si Cloudy LDR-an sama Bapaknya, trus tokoh 'aku' itu bukan ibunya Cloudy pas di akhir-akhir. Sialaaaaan. Kangen Bapak. Cepat pulang, Pak. Icha kangen :'(
BalasHapusBelum bisa liat videonya, ntaran deh pas ketemu wifi. Tapi kalau liat dari komen-komennya sih udah pasti bikin sedih terharu gitu ya videonya. :')
Dev, aku udah liat videonya. Keren banget. Itu kok mereka bisa ya ngebentuk bayangan jadi pesawat. Kereeeen. Dancenya mantap. Baguslah daripada pole dance. Dance di video itu bikin air mata meleleh, nafsu ngeluarin air mata. Bukannya nafsu yang lain. Duuuh :"
HapusBtw film The Finest Hours bagus nggak, Dev? Itu katanya dari kisah nyata ya? Trus lagu di video itu lagunya siapa, Dev? Bagus. Pengen download. *Emma Stone banyak nanya*
Wah, Icha malah ekspektasinya beda, ya. Padahal sebenernya aku niatnya bikin pembaca mikir kalau si tokoh "Aku" ini yang lebih bikin penasaran. But then you found another surprise part. :D
HapusHehehe, iya, Cha, aku juga suka mewek padahal udah sering ditonton videonya.
Baguuus. Keren juga pengambilan gambarnya. Apalagi emang based on true story. Seru abis! :D
Duh, aku kurang tau, sayang. Coba liet di komen youtubenya pasti ada.
ternyata bisa nulis juga kirain cuma bisa jadi bidadari tanpa sayap aja "di pengorengan" _-_.
BalasHapusada unsur yg ngalir seperti air mata cinta dan sebuah genangan kenangan di sini :) lanjuttt dah
Benerin dulu, tuh, typonya, Kang. Baru ngataiiiin. :p
HapusMasaaaaaa?
wah cara km interpretasi video ke ceritanya keren. Emosional. Sayangnya aku belum nonton the finest hour. Anyway salam kenal.
BalasHapusNuhun, Neng. :)
HapusNonton, gih. Seru, kok. :D
Salam kenal juga ya.
Lagi makan sambel pas baca ini. Entah gue netesin air mata (dan ingus) karena sambelnya, atau karena ceritanya. Hkz
BalasHapusBohong aja Sailor Moon..
HapusDengan kekuatan bulan...
HapusBehahahaha~
HapusEH, dev. Gue gak dapet fellnya pas baca judulnya "kubangan" DUh... korelasinya sama tempat Pig gitu. :D Entah otak gue aja yg anti mainstream atau hati gue yg mulai menjadi kubangan air mata.
BalasHapusIni istilah seninya apa, ya? Membuat bentuk-bentuk dari bayangan. Keren banget. Tapi, gue ngerasa cara lo nulis kali ini bikin gue tersipu dev. Diksi yg sederhana bikin gue ngerasa apa yg lo bayangkan dalam cerita ini.
*Nangis di pojokan.*
Hahahaha. Gue emang make kata kubangan karena merujuk sama sesuatu yang menggenang. Bukan kubangan yang jorok-jorok, Bang. -_______-"
HapusDrama tari, mungkin(?)
Alhamdulillah kalau bisa dimengerti, Bang. Hehehe.
'Hujan, mustahil berkompromi dengan kenangan'
BalasHapusKATA-KATANYA BAGUS KAKK... ^^
Makasih, geulis. :)
HapusBhangkay si deva..... baper nih baper... hati masih sehat, Dev? Bhahahak...
BalasHapusKubangan, genangan, kenangan.... halah :v
Itu videonya kok keren banget yaa, gue download daripada gue tonton terus di yutub terus malah ketagihan hahaha
Tumben banget baca postingan pake hati, Yu. Biasanya make dengkul juga. :((
HapusSehat, kok, sehat.
Hahaha iyaaa. Emang keren. :D
Dengkul lagi sariawan ._.
HapusBruakakaka.....
Ya allah, segitunya dengkul gue ._.
(( DENGKUL SARIAWAN ))
Hapushaizzz kamu abis makan apa sih bisa terinspirasi nulis cerita sedih kek gini? baper tauk! tanggung jawab ah
BalasHapusMakan semua sakit hatinya haters, Neng~
Hapusaaak bikin baper. Lah kamu jago bikin cerita cerita gini gitu , jadi kan bergenre udah blogmu,
BalasHapusApalah aku yang cuma blogger tanpa genre. ihi
Ini juga baru sekali, kok, Neng. :d
HapusKamu blognya keren, huy~
keren. sadap.. tumben2-an ngefiksi, ternyata di ilhami oleh britain got talent. ya begitulah, yang namanya hujan memang sulit berkompromi dengan kenangan. kalau udah hujan, selalu ada rasa bawa perasaan tentang segala kenangan. kalo gue sih britain got talent lebih suka yang dance light itu. apalah itu namanya... light balance kalau nggak salah.
BalasHapusIya, nih. Otak lagi waras walaupun beberapa saat doang. \-,-/
HapusAbsolutely right, Jepy~
Wah gue belum tahu itu. Light balance kayak gimana, sih? ._____.
Mulai bulan depan kamu berhenti jadi anak magang, ya.
BalasHapusJadi pegawai tetap.
Akhirnyaaaaa. :'3
Hapuskeren kata-katanya :)
BalasHapusHm.
HapusAduuh dev. Salah banget nonton ginian pas lagi boker.
BalasHapusAwalnya kirain lagi wawancara pemain UFC, taunya ah elaah basah mata. Merinding pas di akhir juri sama penonton standing applause.
(( NONTON PAS LAGI BOKER ))
HapusDeva anaknya baperan apa memang serius video clipnya bagus? :p
BalasHapusAku gak bisa nonton, lagi ngirit kuota :(
-_____-
HapusGak bisa berkata-kata apa lagi gue, Dev. Keren! Karya sebagus ini sangat disayangkan kalo ditaruh di blog. Saran gue, mending di post di Wattpad aja. Karyamu ini dilindungi oleh hak cipta kalo di sana. Kalo di blog sih... resikonya bakal banyak oknum nakal yang mengcopy-paste dan mengklaim hasil karya milik orang lain menjadi miliknya :)
BalasHapusMakasih, ya, Reza. :))
HapusWattpadm, gue pernah punya aplikasinya. Terus di un-install karena kurang mengerti caranya. Nanti, deh, di download lagi. :D
terima kasih atas informasinya min, Salam kenal ya :)
BalasHapusmas, apa yang terjadi sama mobilnya sampai-sampai bernasip malang? :(
HapusMAN MIN MUKELU MELETAK!
HapusBiarin aja, Col. Kuker~
HapusTeteh...
BalasHapus...
...
Aku nggak ngerti maknanya :')
Makanya jangan kebanyakan ngemil kenangan, Dek. :')
HapusHujan hujan baca beginian plus nonton videonya, merupakan salah satu blunder minggu ini. Bikin baper, jadi sedih, terharu, dan nelangsa :')
BalasHapus