Aduh Rama!

Salah satu bukti nyata dari kalimat “Bahagia Itu Sederhana” adalah ketika kita dapet gratisan. Terus-menerus. Bertubi-tubi.

Yak, setelah kemaren dikasih buku “TETANUS” sama Stand Up Comedyan merangkap boss-nya Komik Anus, Arya Novrianus (review-nya udah gue tulis disini), gue kembali dapat berkah lainnya.

Semua bermula ketika gue lagi tiduran di kamar sambil bengong (kayaknya ini emang kebiasaan yang mendarah daging). Sambil iseng lietin recent updates di BBM, mata gue tiba-tiba tertuju pada salah satu gambar profil yang baru saja diganti. Di gambar tersebut, ada sebuah buku bersampul biru merah bertuliskan “Lope-Lope” yang diganti oleh penulisnya, Rama Yoga.

Penasaran, gue pun iseng nanya-nanya soal buku itu, karena emang gue suka kagum sama blogger-blogger yang sudah punya buku sendiri.

“Itu buku kamu terbitin sendiri apa gimana, Ram?”
“Iya, Dev. Terbitin indi.”
“Mau!”
“Mau bukunya apa mau nerbitin indi juga?”
“Keduanya.”

Simple as that, dan ternyata Rama beneran ngirim bukunya ke gue.

Tidak lebih dari seminggu, buku tersebut resmi mendarat di rumah. Rumah sodara, sih, lebih tepatnya. Hal ini dikarenakan rumah gue yang di Manado emang nggak jelas alamatnya. Mau nanya ke Pak RT juga nggak pernah sempet. Alhasil, selama dua tahun lebih tinggal disini, gue cuma bisa minjem alamat sodara yang kebetulan rumahnya deket komplek kalau mau nerima atau ngirim barang.

Selesai itu, gue pun menuju ke sebuah cafe di bilangan Manado pusat. Gue buka bungkusan kirimannya, kemudian tersenyum melihat halaman pertama yang ditulis oleh Rama.

Nggak seperti  buku-buku yang biasanya (yang setelah gue beli langsung dihabiskan hari itu juga), karena sibuk sama deadline tugas dan kerjaan, buku ini baru bisa selesai gue baca kurang lebih seminggu.

Dan-Ternyata-Isinya-Bagus!

Ahey!

Atjiee spesial~ Kayak martabak aja, Ram~

Dengan total halaman 101 lembar, gue sukses dibikin ngakak, senyum-senyum najong, at least baper yang mendalam.  Suwer, deh, gue suka sama jalan ceritanya. Ringan, easy to understand, dan seru. Entahlah, selama baca ini, gue kayak pernah ngerasa di posisi si Rama. Gimana enak-enggaknya jatuh cinta diam-diam, ngerasa terlalu ‘biasa’ untuk orang yang kita sukai, sampe bikin orang-yang-sebenernya-dari-dulu-udah-care-sama-kita patah hati.

Gue sempet beberapa kali sedih dan senang dalam waktu bersamaan pas ngebaca buku ini. Gak jarang ada moment unpredictable yang ditulis dengan bahasa yang kocak dan menggemaskan.

Terlebih lagi, dari semua kebiasaan karakter utama di buku ini, ada salah satu yang paling bikin gue gemes. Hal tersebut adalah ketika si tokoh utama suka ngacak-ngacakin rambut ceweknya pas lagi bercanda. Buat gue, itu adalah cara cowok menunjukkan sikap lagi gemes dan bercanda yang ‘Uh’ banget. Gue sendiri seandainya digituin ama pacar pasti langsung meleleh. Sayangnya, itu semua cuma seandainya. Aduh~

Pokoknya, ini recommended banget buat kalian yang pengen nyari buku bagus gak cuma dari sampulnya, tapi isinya juga.

Wajib beli! Harus! Gak mau tahu! Merdeka!