“Apakah dia cantik?”
“Kenapa, sih, kamu tanyakan itu lagi?”
“Aku 'kan hanya ingin tahu.”
“Aku ingin tidur.”
“Aku belum puas.”
“Tadi kamu sudah makan kudapanmu tiga kali.”
“Maksudku, aku belum puas dengan pertanyaan-pertanyaan di kepalaku.”
“Sayang, kamu lebih darinya. Sungguh.”
“Lebih apa?”
“Lebih cantik, lebih pintar, lebih… Ah, sudahlah!”
“Katakan lagi!”
“Kamu membuatku kehabisan kata-kata.”
“Bagus. Terkadang aku senang membuatmu kesal terhadapku.”
“Kamu gila.”
“Aku memang obsesif, dan kau diam-diam menyukaiku karena itu. Kamu kecanduan menghadapi kegilaan-kegilaanku.”
“Tuh, kan.”
“Apa?”
“Sayang, tolonglah, aku mau tidur sekarang.”
“Tidak boleh.”
“Baiklah. Sekarang mau tanya apa lagi?”
“Apa yang telah kamu lakukan padanya yang belum pernah kamu lakukan padaku?”
“Tidak ada.”
“Masa?”
“Dengarkan aku. Aku dekat dengannya selama setahun lebih, dan itu saja jarang bertemu. Aku belum pernah merasa bahagia dan sakit dan tergila-gila dengannya sedahsyat aku denganmu.”
“Kalau begitu, apakah bibirnya pun manis seperti yang sering kau katakan padaku setelah kita bercumbu?”
“Ya, Tuhan.”
“Jawab!”
“Tidak. Punyanya hambar.”
“Oh.”
“Kenapa kamu senyum-senyum begitu?”
“Jadi kamu lebih suka ciumanku?”
“Tentu saja! Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya?”
“Aku tidak tahu. Aku tidak bisa berdamai dengan fakta bahwa ada perempuan di masa lalumu yang pernah begitu kamu sayangi.”
“Itu, kan, dulu. Lagi pula kamu tak pantas membanding-bandingkan dirimu dengan perempuan itu, karena kamu lebih dari dia.”
“Benarkah?”
“Ya.”
“Aku tetap membenci masa lalumu.”
“Terserah, kamu, deh.”
“Hei!”
“Hmm…”
“Jangan pura-pura memejamkan matamu!”
“Apa lagi?”
“Dua hari yang lalu aku bermimpi kita bertemu dengan perempuan itu. Kita sedang menunggu lift terbuka. Ia berdiri di belakang kita. Karena aku menyadari kehadirannya, aku langsung menggenggam tanganmu kencang sekali.”
“Apakah setiap perempuan memang seperti ini?”
“Seperti ini? Maksudmu apa?”
“Suka mengorek-ngorek masa lalu pacarnya.”
“Pasti.”
“Kamu tidak cemburu dengan mantan-mantanku?”
“Tidak.”
“Aku tidak percaya. Kamu bilang kamu sempat mencari-cari informasi tentang Jo. Setelah kamu tahu dia seorang musisi, kamu mengejek lagu-lagunya sebagai karya sampah.”
“Terserah kamu.”
“Sebenarnya aku pernah melihat foto mantanmu di salah satu album Facebook-mu. Aku tahu secara keseluruhan dia memang pas-pasan, tapi aku ingin mendengarnya dari mulutmu saja.”
“Kamu jahat.”
“Aku jujur, dan orang jujur seringkali dianggap jahat.”
“Pipimu bikin aku gemas.”
“Apa, sih?”
“Jangan jutek begitu, dong.”
“Apakah kamu benar-benar mencintaiku?”
“Ya, aku tidak pernah memperlakukan seorang perempuan seperti aku memperlakukanmu.”
“Seperti apa?”
“Seperti aku padamu.”
“Kamu membingungkan.”
“Sudahlah. Yuk kita tidur.”
“Aku tidak mau. Aku tidak bisa tidur membayangkan kamu pernah menciumnya.”
“Sayang, peluk aku..”
“Tidak mau. Benar katamu, aku sudah gila.”
“Kamu tidak gila.”
“Jangan pernah bosan jika aku menanyakan hal yang sama padamu lagi. Janji?”
“Janji.”
“Terima kasih.”
“Lain kali aku akan menjawabnya dengan baik sehingga kamu akan merasa tenang.”
“Aku lelah.”
“Aku juga.”
“Aku lelah dengan isi kepalaku.”
“Pejamkan matamu. Ayo…”
“Hmm..”
“Ayolah..”
“Hmm…”
“Selamat tidur, sayang.”
“Selamat tidur, sayang.”
“…..”
“Hei...”
“Ya?”
“Apakah, menurut matamu sendiri, dia cantik?”
“Kenapa, sih, kamu tanyakan itu lagi?”
“Aku 'kan hanya ingin tahu.”
“Aku ingin tidur.”
“Aku belum puas.”
“Tadi kamu sudah makan kudapanmu tiga kali.”
“Maksudku, aku belum puas dengan pertanyaan-pertanyaan di kepalaku.”
“Sayang, kamu lebih darinya. Sungguh.”
“Lebih apa?”
“Lebih cantik, lebih pintar, lebih… Ah, sudahlah!”
“Katakan lagi!”
“Kamu membuatku kehabisan kata-kata.”
“Bagus. Terkadang aku senang membuatmu kesal terhadapku.”
“Kamu gila.”
“Aku memang obsesif, dan kau diam-diam menyukaiku karena itu. Kamu kecanduan menghadapi kegilaan-kegilaanku.”
“Tuh, kan.”
“Apa?”
“Sayang, tolonglah, aku mau tidur sekarang.”
“Tidak boleh.”
“Baiklah. Sekarang mau tanya apa lagi?”
“Apa yang telah kamu lakukan padanya yang belum pernah kamu lakukan padaku?”
“Tidak ada.”
“Masa?”
“Dengarkan aku. Aku dekat dengannya selama setahun lebih, dan itu saja jarang bertemu. Aku belum pernah merasa bahagia dan sakit dan tergila-gila dengannya sedahsyat aku denganmu.”
“Kalau begitu, apakah bibirnya pun manis seperti yang sering kau katakan padaku setelah kita bercumbu?”
“Ya, Tuhan.”
“Jawab!”
“Tidak. Punyanya hambar.”
“Oh.”
“Kenapa kamu senyum-senyum begitu?”
“Jadi kamu lebih suka ciumanku?”
“Tentu saja! Apa yang harus kulakukan untuk membuatmu percaya?”
“Aku tidak tahu. Aku tidak bisa berdamai dengan fakta bahwa ada perempuan di masa lalumu yang pernah begitu kamu sayangi.”
“Itu, kan, dulu. Lagi pula kamu tak pantas membanding-bandingkan dirimu dengan perempuan itu, karena kamu lebih dari dia.”
“Benarkah?”
“Ya.”
“Aku tetap membenci masa lalumu.”
“Terserah, kamu, deh.”
“Hei!”
“Hmm…”
“Jangan pura-pura memejamkan matamu!”
“Apa lagi?”
“Dua hari yang lalu aku bermimpi kita bertemu dengan perempuan itu. Kita sedang menunggu lift terbuka. Ia berdiri di belakang kita. Karena aku menyadari kehadirannya, aku langsung menggenggam tanganmu kencang sekali.”
“Apakah setiap perempuan memang seperti ini?”
“Seperti ini? Maksudmu apa?”
“Suka mengorek-ngorek masa lalu pacarnya.”
“Pasti.”
“Kamu tidak cemburu dengan mantan-mantanku?”
“Tidak.”
“Aku tidak percaya. Kamu bilang kamu sempat mencari-cari informasi tentang Jo. Setelah kamu tahu dia seorang musisi, kamu mengejek lagu-lagunya sebagai karya sampah.”
“Terserah kamu.”
“Sebenarnya aku pernah melihat foto mantanmu di salah satu album Facebook-mu. Aku tahu secara keseluruhan dia memang pas-pasan, tapi aku ingin mendengarnya dari mulutmu saja.”
“Kamu jahat.”
“Aku jujur, dan orang jujur seringkali dianggap jahat.”
“Pipimu bikin aku gemas.”
“Apa, sih?”
“Jangan jutek begitu, dong.”
“Apakah kamu benar-benar mencintaiku?”
“Ya, aku tidak pernah memperlakukan seorang perempuan seperti aku memperlakukanmu.”
“Seperti apa?”
“Seperti aku padamu.”
“Kamu membingungkan.”
“Sudahlah. Yuk kita tidur.”
“Aku tidak mau. Aku tidak bisa tidur membayangkan kamu pernah menciumnya.”
“Sayang, peluk aku..”
“Tidak mau. Benar katamu, aku sudah gila.”
“Kamu tidak gila.”
“Jangan pernah bosan jika aku menanyakan hal yang sama padamu lagi. Janji?”
“Janji.”
“Terima kasih.”
“Lain kali aku akan menjawabnya dengan baik sehingga kamu akan merasa tenang.”
“Aku lelah.”
“Aku juga.”
“Aku lelah dengan isi kepalaku.”
“Pejamkan matamu. Ayo…”
“Hmm..”
“Ayolah..”
“Hmm…”
“Selamat tidur, sayang.”
“Selamat tidur, sayang.”
“…..”
“Hei...”
“Ya?”
“Apakah, menurut matamu sendiri, dia cantik?”
(Tulisan ini gue buat setelah membaca salah satu bab di buku
“Cukup Sekian Cerita Cinta Untuk Hari Ini”nya Rieke Saraswati. Sebagian besar
dialognya memang berasal dari buku itu, sengaja di edit beberapa kalimatnya karena versi asli jauh lebih vulgar. Entah kenapa gue merasa bab ini adalah
yang paling menarik. Selain karena unik, juga bikin kita berasa lagi
pillow talk sama seseorang. Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dari si
cewek juga menurut gue lucu, mewakilkan kecemburuannya. Overall, this book is
super-duper interesting!)
gue kira itu dialog yang lu bikin, dev, ternyata dari buku ye.. ada cium cium segala, ini malem jadi gerah -__-
BalasHapusHahaha. Yakali gue kayak gitu, Di. Hayoloh gerah kenapa lo hayolohh..
Hapusgerah pengen nikahin anak mentri :v
HapusEmang anak menterinya mau, Di? :p
HapusBelum pernah baca bukunya Rieke saraswati. Dari dialognya kayaknya menarik.
BalasHapusPinjem bukunya dev
Bahahaha *karinagakmodal*
Iyaa bagus bukunyaa \:D/
HapusYak ilah ujung-ujungnya minjem si eneng wkwk
Hahaha. Bahas ciuman. Saya kira pengalaman pribadi, taunya dari buku.
BalasHapusBtw, saya paling gedek sama cewek yang ngelarang cowoknya yang mau tidur. Gak tau orang cakep apa! Eh, capek maksudnya.
Enggak, Hariiis. Hahaha.
HapusGue juga ga tega kali gituin anak orang. Kasian -___-
Untung tuch cowo bukan gue,,,
BalasHapusUdah gue acak-acak Dev...
Pekaranagan rumahnya...
Pekarangan rumah apa pekarangan rumah (?)
HapusKalo doi gak punya pekarangan,,,
HapusYa terpaksa dah,,,,Dev....
!
!
!
!
!
!
!
!
!
!
Dapur nya yang gue acak-acak....
Bahahahaha maksa abis :))
Hapusooh dari buku, kirain oh kiraiin..
BalasHapusdialog sambil webcam an gitu.
Gak betah ateuh kalo ngantuk malah webcaman :((
Hapuskan kaya anak-anak LDR jaman sekarang gitu, sama-sama tidur tapi webcam on ampe pagi...
HapusDibaaaah :"D
HapusSaya baca ini jadi agak kesal juga ya si cwe menanyakan hal-hal seperti ini
BalasHapusIya, Koko. Pihak cowok pasti kesel. Tapi perempuan emang begitu kadang-kadang kalo kesel sama masa lalu pasangannya. Hahaha
HapusHmm.. gue kira itu dialog elo,,
BalasHapusternyata eh ternyata dari buku... hehehe
Yakali gue separah itu .___.
HapusHmmmm aku pikir kutipan novel ini merupakan isi hati yg terselubung, uuups...
BalasHapusPlajaran moral dari tulisan ini, masa lalu pasangan ga perlu dikorek ya neng, ketimbang baper. Hihiii,
Kayaknya dari semua komen si Teteh doang yang bisa ngerti maksudnya deh :'D
HapusHahahahah. Iyaa. Bikin postingan ini ada semacam curhat terselubung juga. Nempatin diri jadi si cewek dalam dialog. Hahaha.
Aku ga ngorek kok nggak :3
gw kira penggalan obrolan loe fe, sama doi, wkakakakakak salah sangka gw
BalasHapusNggak sevulgar itu, Kakang :')
HapusEwh kukira ini cerpen pada umumnya versi buatan kakak. Mau baca novelnya Rieke Saraswati juga ih.
BalasHapusBtw, jadi jangan korek-korek masa lalu doi ya kak. Ibarat pepatah aja gitu, "Jangan main korek, nanti terbakar (api cemburu)."
Hahahaha nggak. Gue suka aja cara nulisnya. Bisa dibikin semacam dialog dalam satu bab.
HapusKok dari kemaren manggil kakak mulu sih ah. Berasa tua banget -___-
Kan ga lucu kak kalo baru kenal langsung panggil sayang? Ewh hahaha.
HapusEtapi emang lebih tua setaun kok :p
Ciye mau ulang tahun, selamat ulang tahun ya. Ciye kepala dua. Gapapa lah ya ngucapin beberapa menit sebelum hari H hehe.
Hahaha bisaa bisaa..
HapusIh beda setahun doang. Gak terima ah dipanggil Kak -__-
Lah, tau dari mana, Wal? :o
weh kukira ini curhatan mb =))
BalasHapustapi bener juga selama yang aku alami cewe emang suka mengorek masalalu
Iyaa betul :))
Hapusane kira lu nguping omongan ane sama bini, wanita gitu semua
BalasHapusApaan coba -___-
Hapuseh, harga bawang merah berapa sekilo?
HapusPengalihan isu..
HapusOwh dari buku toh, gue kira adegan lo .. Udah keburu bikin envy aja udah cium-cuman dan tidur bareng .. hmmm
BalasHapusBukan muhrim :'3
HapusKirain endingnya bakal ada adegan apaaa gituuu.. Hufff.. Ternyata..
BalasHapusTapi gak enak loh ngorek2 masa lalu. Bikin sakit hati. Mending ga usah tahu sama sekali.
Yahahaha kalo mau yang lebih ekstreme baca bukunya langsung aja, Kang. Isinya jauh lebih vulgar dari yang diatas. Suwer, dah.
HapusSetelah baca ini, harus menambah porsi sabar buat ngadepin mbak calon. Siapa tahu mbak calon nanya gini juga..
BalasHapusEhm...
Jangan kejauhan dulu ngayalnya, Tar. Calonnya mau ga sama kamu? :(
HapusEmang kalo pacaran itu bisa Kepo banget ya...
BalasHapusPengen tau semua masa lalunya.. :)
Iyaa. Lahiriah si itu :"v
HapusOke fix gue jomblo.. jadi gue belum pernah dapet pertanyaan pertanyaan gitu haha.. btw itu buku bikin penasaran gue aja, dan katanya versi alsinya vulgar hahahaha
BalasHapusCoba aja beli bukunya, Im. Semua bab ada vulgarnya :v
Hapusceritanya bagus banget nih ka deva
BalasHapusKebayang deh versi asli vulgarnya gimana, hihi. Btw, ini kali pertama gue baca blog di sini, ya. Keren!
BalasHapusIyaa, Rob.
HapusMakasih yaa. Salam kenal :)
Panggil Obi aja, Dev.
HapusBtw, link blog lo udah gue pasang di blog gue. (y)
Okaaay :D
HapusEh makasih yaa.
Baca dari atas sampe tengah kayaknya cerita pribadi hot banget, mesra plus dongkol. Itu si cowok sampe males jawab ditanyain mulu sama si cewek, eh tau nya cerita hahaa
BalasHapusTapi kalo jujur sih dia cantik :)))
Iyaa, Bang Van. Itu juga udah di permak dikit ceritanya. Aslinya lebih parah. Hahaaha.
HapusSiapa yang cantik? :v
Pake diedit segala sih, eneng. Gapapa sekali-sekali vulgar.
BalasHapusYa gak, Cha, Yog, Lan?
Ya ampun akang aku ga sanggup nulisnya disini. Hahaha.
HapusLah pasukan WIDY :v
Ceritanya menarik. Itu pernah jadi pengalaman pribadi atau gimana dev hehehe :D
BalasHapusbelum pernah baca bukunya
BalasHapusYaudah baca rempong amat Mbk :(
Hapushaha sabar dev kalo ngadepin penjual obat
HapusIya, War. ZBL :(
HapusBeruntung nih buat yang jomblo, soalnya pas ditanya mantan kan gak punya :p
BalasHapusTapi keren ini ceritanya.. Jadi penasaran aku pengen baca juga...
Hahahaha, iya juga ya. Jomlo unggul di cerita ini.
HapusYuk baca yuuk.
Untung aku brlum pernah ci*m cewk jadi gak tahu rasanya hambar atau enggak,, tapi yang jelas,, sebagus - bagusnya bibir tetep aja bau jigong ekekekekek :D
BalasHapusBhahahahahk ni komen kacos bener. Boong ah gapernah cium cewek. Tuh, pasti pernah nyium mama kan :))
HapusIni latar ceritanya gimana, apa mereka telpon-telponan? Atau mereka lagi berdua ngobrol diatas kasur? -> Antara penting dan gak penting tanya ginian.
BalasHapusPenasaran sama versi aslinya, tapi aku masih kecil gak boleh baca ginian sama mama :(
Ngobrol berdua di atas kasur, Ki. Hahaha.
HapusDuh, emang aku segede apa sih :((
Ngobrol berdua di atas kasur, Ki. Hahaha.
HapusDuh, emang aku segede apa sih :((
Kirain dialoh lu. Taunya dari buku. Keren.
BalasHapusIya bukunya keren :3
HapusDialog yang terselubung...
BalasHapusDialog penuh maksud :v
HapusCewek kalau nanya suka ngejar gitu ya pertanyaannya wkwkwk :D pas ending aku kirain udah bobok beneran, eh malah nanya lagi -_-
BalasHapusIya, Feb. Kalau lagi penasaran apa cemburu rata-rataya kayak gitu, sih. Hahaha.
HapusGak bakal abisss :))
“Aku lelah.”
BalasHapus“Aku juga.”
“Aku lelah dengan isi kepalaku.”
“Pejamkan matamu. Ayo…”
“Hmm..”
“Ayolah..”
“Hmm…”
gue yakin ada yang lebih parah dari itu kan dev?
ah kenapa gak lo tulis? web lain kena internet positif tau gak :|
Salah, dong. Bukan bagian itu yang ada vulgarnya. Coba tebak lagi :p
HapusMana sih cover bukunya? penasaran gue kenapa gak diupload. Dialognya bikin gue horny sih. hehehe
BalasHapusGoogling aja, Bang Dan. Cover merah ijo.
HapusYang duluan bertanya dalam dialog itu saya kok curiga ya jangan-jangan ia hidup di neraka sehingga butuh angin surga yaitu jawaban yang harus bikin hatinya jadi tenang,,,, wkwkwkwkwkwkwkw hehehehe :)sehingga susah tidur... :)
BalasHapusWah bisa gitu ya :((
HapusBanyakan cewek emang gitu... tp keren pasti bukunya kalau dilihat dari dialog tersebut, enak dibaca.
BalasHapusIya, Akang. Hehehe :D
HapusHampir semua perempuan kayak gitu sama pasangannya, mengungkit masa lalu...
BalasHapusIyaa. Rata-rata begitu :)
HapusKayanya ceritanya bagus ya kak. Kirim ke pekanbaru dong novelnya penasaran hihi
BalasHapusEmang bener sih sebenarnya. Wanita itu slalu mengungkit masa lalu cowoknya. Tapi anehnya pas cowoknya nanya masa lalu dia, dianya malah marah, terus merajuk #wanitaselalubenar #kamitidaktakut *nahloh(?)
Buset kirim ke Pekanbaru. Ongkosnya aja udah sama kayak harga bukunya paling. Hahaha.
HapusHahaha persepsinya oke :D
jadi penasaran kepengen baca full isi bukunya, cocok deh kayaknya buat dibaca pas malem minggu, apalagi kalau lagi jomblo... :v
BalasHapusHahaha betul sekali, Akang :D
Hapusboro-boro dijawaab, yang ada malah kena semprot balik
BalasHapus"kamu kalo masih mau bahas mantanku, aku matiin hpnya nih"
sedih.
Bhahahaha. Orang ngobrolnya langsung itu, Neng :'v
Hapusternyata dari buku ya..kayaknya cocok di baca dimusim hujan kayak gini neh apalagi buat yang suka baper hahahaha
BalasHapusBetul :))
HapusAku juga bacanya pas musim hujan mbak. Biar kalau flu bisa pake kertas bukunya buat ngelap ingus.
*Eh gimana gimana?*
kirain pengalaman pribadi.. eh ternyata dari buku, menarik juga pembicaraanya.
BalasHapusHahaha gue nggak sehorror itu.
HapusYaarabb, ikut tegang tau. Kasian banget cowonya mau tidur tapi nggak dibolehin sama cewenya.
BalasHapusAku kira awalnya ini percakapan kakak sama pacar atau gimanaaaaa gitu, eh nyatanya :'D
Hahahaha yakali aku ngumbar personal flirting disini, Dek :D
HapusJust for fun. Bagus soalnya ceritanya :D
Kirain sama percakapan sama bang regas.... wkwkwkwkw
BalasHapus*ditabok deva*
btv, gue sedikit pusing baca kalimat diatas, bukan gara-gara katanya. tapi jarak antar baris kerapatan, lupa pake kacamata juga wkwkwkwkw.....
Ga mungkin gue nulis gituan disini, Yu :'v
HapusHahaha. Iya, nih. Tadinya emang mau dibikin spasi dua kali, cuma kalau gitu postingannya bakal panjang banget. Hahaha.
ngebaca percakapannya jadi inget waktu ngepoin mantannya pacar, kepo sekepo-keponya, kenapa dia dulu pacaran sama si itu, kenapa suka, kenapa putus, dan kita gak akan pernah puas sebagai cewek walaupun semua udah dijawab dan sebenarnya udah jadi masa lalu. Yah, kalo kata teman cewekku, buat apa bersaing sama masa lalu, toh yang bareng kita sekarang milih kita karena pengen natap masa depan bareng. :D
BalasHapusThank you for sharing!
BROKER TERPERCAYA
BalasHapusTRADING ONLINE INDONESIA
PILIHAN TRADER #1
- Tanpa Komisi dan Bebas Biaya Admin.
- Sistem Edukasi Professional
- Trading di peralatan apa pun
- Ada banyak alat analisis
- Sistem penarikan yang mudah dan dipercaya
- Transaksi Deposit dan Withdrawal TERCEPAT
Yukk!!! Segera bergabung di Hashtag Option trading lebih mudah dan rasakan pengalaman trading yang light.
Nikmati payout hingga 80% dan Bonus Depo pertama 10%** T&C Applied dengan minimal depo 50.000,- bebas biaya admin
Proses deposit via transfer bank lokal yang cepat dan withdrawal dengan metode yang sama
Anda juga dapat bonus Referral 1% dari profit investasi tanpa turnover......
Kunjungi website kami di www.hashtagoption.com Rasakan pengalaman trading yang luar biasa!!!